Kamis, 19 September 2013


ANTARA VE dan WE
(Masa – Masa Mengenaskan)
                Ahhhh sungguh capek sekali perjalanan ini. Sesampainya tiba di rumah bude Ana aku langsung masuk ke kamarku. Setelah mandi aku langsung tertidur pulas di kamar.
            “Tolong-tolong... kereta api ini mau tenggelam ke sungai, lontong eh salah tolong...aku tidak bisa berenang” teriakku sangat keras.
Lalu tiba-tiba cowok tampan itu datang menolongku, dia menggendongku lalu membawaku ke pingggir sungai dan memberiku nafas buatan..^_^(hemm, kesempatan dalam kesempitan nih yee). Kringg...kringg..kringg.., jam wekerku menunjukkan angka 6.00 pagi pas, gak kurang n gak lebih.
            “genteng ehh salah maksudku ganteeeng..pliss jangan pergi” teriakku keras sambil berlari padanya. Dia berjalan sangat cepat sekali, sampai aku harus berlari untuk mengejarnya.
Aku tidak melihat jalan yang sedang licin itu dan akhirnya, upss aku terjatuh ke sawah. Buru – buru aku bangun, eh ternyata yang terjadi malah aku terjatuh dari tempat tidurku dan yang konyol adalah itu semua cuma mimpi. Hehehe..
            “Ahh..ini sungguh menyebalkan kenapa semua itu Cuma mimpi sih”, batinku dalam hati. Aku lalu bangun dan langsung mandi. Setelah selesai sarapan aku pamit ke bude Ana, lalu pergi ke kampus bersama Diana anak sulung bude Ana.
            Hari ini pertama kali aku masuk ke kampus megah ini, dan yang paling asik sekarang adalah masa ospek. Aku mondar-mandir kesana kemari dan kemari kesana kesini sampai berkali kali mencari kelompokku. Aduh orang sebanyak ini gimana gue bisa nemuin kelompok gue.
Dan naahh... akhirnya ketemu juga kelompok gue, Suku Banda kelompok 59. Yahh namanya saja kampus multikultural pasti banyak banget budayanya, NTT, Flores, Kalimantan, papua de el el deh, gue gak bisa nyebutin semuanya soalnya akan makan banyak nasi, buat nyediain  tenaganya coz banyaknya kayak gerbong kereta api yang panjang kali lebar banget.
            “haay..mbak siapa nama kamu” sapaku pada temanku yang ada disampingku. “iya, aku Sarah dari kalimantan” jawabnya kalem.
“ohh..iya aku Vandina dari  Bandung”. Bla..bla..bla.. aku banyak ngobrol dengan teman-teman baruku yang ada di kampus. Ospek di kampus dilakukan selama seminggu meskipun sangat capek sekali tapi ini sangat menyenangkan sekali.
 Aku semakin akrab dengan teman – temanku. Kami banyak mengobrol soal budaya kami juga tempat tinggal kami. Dan akhirnya ospek selesai juga, the end..bye bye ospek mudah-mudahan gue lulus, amin!
            Hari pertama kuliah sangat menyenangkan, ketemu orang baru juga nomor hp baru lagi..asik akhirnya gue banyak kenalan. Duwh..tapi nggak menyenangkan kenapa juga sejak bertemu dengan cowok itu otak gue mulai eror. Seperti komputer yang terinfeksi virus, tapi untung saja bukan virus mematikan seperti flu babi atau HIV AIDS, ini seperti virus cinta pertama pada pandangan pertama hehe..J
            Hari ini kuliahku selesai jam 15.00 wib, dan itu artinya selesai satu hal baru tapi memulai hal baru lagi. Yaa..this is time for nyuci baju.
“Bibi aku mau nyuci baju dulu yaa, nanti kalau ada Diana sudah pulang, tolong kasih tahu, aku nitip ngprint tugas” kataku pada bibi Ana.
“yaaa..beres, bibi akan sampaikan pada Diana”, balas bude Ana. Aku ngambil radio yang ada di ruang tv, lalu memutar lagu korea kesukaanku.” Heemmm...masak-masak sendiri, nyuci-nyuci sendiri pakek sabun yang wangi, biar baunya wangi” nyanyiku dengan merdunya.. J
Lalu tiba-tiba aku menghentikan nyuci bajunya, aku berpikir sebentar, “stop..kayak ada sesuatu yang ketinggalan deh, tapi apa yaa..aku lupa” kataku.
 Lalu buru-buru aku lari ke kamar, ups aku lupa kalo aku masih nyimpan kemeja cowok itu di kolong tempat tidurku, aku langsung mengambilnya dan tralaaa..kalian tahu kan bagaimana baunya? Ini sangat buruk sekali, sampai – sampai aku mau muntah lagi kayak waktu di kereta.
Aku membawanya ke belakang lalu langsung saja merendamnya di kaleng dan memberinya sabun sebanyak mungkin. 
Pas aku lagi menguceknya, ya sepertinya ada sesuatu benda di saku kemejanya. Aku merogohnya dan mengambilnya, dweengg ^_^..astaga ini penemuan yang sangat bersejarah dalam hidupku, akhirnya aku bisa menjadi salah satu seorang penemu seperti isac newton penemu hukum newton..hehehe .
Aku menemukan sebuah cincin dan kartu nama dengan nama Wiliam Revio Nugraha, yaa kira- kira seperti ini tampilan kartu namanya...
Rounded Rectangle: PT. ELANG PERKASA
JL. Kalibata 58 Jakarta

Wiliam Revio Nugraha, SE
Direktur Utama

Hp : 085755795xxx
Alamat : Perum pondok indah no 45B Jakarta
           
           
           

            Hahaha..ini namanya ketiban rejeki, akhirnya aku tahu juga siapa nama cowok yang ada di kereta itu, juga ada alasan mengapa aku harus bertemu dengannya.
Cepat – cepat aku menyelesaikan tugas mingguanku itu. Lalu aku pergi ke counter terdekat untuk isi ulang pulsa aku yang tinggal 0 rupiah itu.
***
            Tiba-tiba hp BB berwarna putih yang ada di saku celananya berdering pas lagi ada meeting penting. “Tulilut..tulilut..ada telepon..ada telepon”, bunyi nada dering hp BB.
“maaf tunggu sebentar saya mau angkat telepon”, katanya kepada para karyawannya. Lalu dia keluar ruangan sebentar dan langsung mengangkat telepon dari nomor baru itu, yang sebenarnya adalah miliku Hehe... .
            “halo, selamat siang, dengan Wiliam disini, ada yang bisa saya bantu” katanya lembut.
“ha-ha-lo ss-sa-sa- ya, Dina, iya memang ada yang harus dibantu, malah sangat butuh bantuan bangets, keadaan lagi gawat darurat” kataku sambil terbata-bata.
“iya, ini siapa, katakan tentang diri anda dengan jelas, saya sedang tidak ada waktu sekarang” katanya cos pleng.
“sudah dibilang saya Dina, ohh ya,,ehmm saya cewek yang ada di kereta waktu itu, dan huwekk saya yang muntah di kemeja anda”, kataku cos pleng juga.
            “Dina siapa ya, saya nggak ingat tuh, terlalu banyak memori di otak saya tentang nama cewek dengan nama Dina dan maaf saya lagi adameeting penting sekarang”,  katanya kasar. (Duwh mas Bro, kalau Playboy jangan dilihatin gitu dong, malu tauk).
            “saya Vandina cewek yang ada di kereta duduk di depan kamu”, kataku kasar juga dan tuuutt...tttuuttt yah hp gue mati. Uhh dasar cowok ini tetap saja sifatnya kasar dan pemarah terhadap orang yang nggak dikenal.
            (Dasar bodoh emang bener kalo dia marah, dia lagi ada meeting penting dan loe sedang telpon ngomong seenaknya diri loe...:O)
            Yahh..pantesan hp aku mati, pulsanya kembali ke saldo awal Rp 0 bulat. Ahaa..tapi masih ada satu alasan lagi biar bisa ketemu sama dia, aku akan ke rumahnya sajalah.
***
            Keesokan harinya aku minta diantar Diana untuk nganterin aku ke rumah Wiliam. Setelah naik turun angkot beberapa kali akhirnya aku sampai juga di depan rumah Wiliam.
            “buusyyett..Din, bener? Ini rumah temen kamu itu yang namanya Wiliam?”, tanya Diana.
            “ehmm..yang ditulis di kartu nama ini memang alamatnya kog?” kataku enteng.
            “yah..ini sih istana Din, bukan rumah biasa, tepatnya istana pangeran kaya, kayak di dongeng cinderella”, kata Diana sambil terkagum -  kagum n matanya merem melek gitu. Kemudian aku langsung saja pencet bel yang ada di dinding.
            Ting..tung..ting..tung aku memencetnya sampai beberapa kali sampai satpam yang ada di pos jaga keluar. Gredeeek..pintu gerbang terbuka dan satpam itu berkata ‘’mau cari siapa ya neng?”.
            “Saya mau bertemu dengan mas Wiliam, ini bener kan rumahnya?” jawabku.
             “iya, benar ini memang kediaman tuan Wiliam, ada perlu apa?” jawab satpam.
            “dia ada kan? Katakan saja saya Vandina, mau bertemu dengannya untuk mengembalikan kemejanya”, kataku tegas.
            “owhh..jadi kamu tukang laundry baru itu ya, sini berikan saya saja kemejanya, saya sendiri yang akan memberikannya ke tuan Wiliam”, kata satpam matados.(matados=muka tanpa dosa)
            Ehh..enak saja, gue sendiri jauh-jauh, muter-muter, nyasar-nyasar sampai kehabisan duit kesini cuma mau ketemu dengan mas Wiliam langsung, ehh..pak satpam enak saja bilang kalau saya tukang laundry emang gue Laundry Jandi apa, batinku. 
            “aahh..gak mau pak, saya sendiri saja yang mengembalikannya kepada mas Wiliam, takut gak enak” kataku ketus pada pak satpam.
            “ Baiklah, ayo ku antarke tuan muda William,” ajaknya ketus. Tapi aku gak peduli asal bisa ketemu sama mas William.hihihi...
                Aku gak tahu aku di ajak kemana sama pak satpam ketus itu. Yang pasti setelah masuk ke rumah yang ekstra large itu begitu terlihat  amazing. Rumahnya sangat sepi, hanya ada beberapa pembantu yang sedang bersih-bersih halaman. Kemudian aku diajak ke ruangan yang besar di rumah itu.
            Tok..toook..pak satpam mengetuk pintu.
            “masuk..!” kata seorang cowok dengan kasar.
            “ini tuan ada tamu yang cari tuan, katanya mau mengembalikan kemeja tuan” kata pak satapam kepada si cowok.
            “taruh saja dimeja, lalu suruh dia pulang” kata cowok dengan nada tinggi.
            Kemudian aku nyruduk saja menghampirinya yang lagi bermain bola sodok sambil berceloteh, “heyy..dasar kau ini seharusnya kau memperlakukan aku dengan baik, aku ini tamumu”.
            “aku tidak ada janji dengan tamu siapaun hari ini, siapa juga yang mengundangmu kemari”, kata cowok itu cuek.
            “ihh..dasar kau ini, aku kesini memang tidak dengan undangan resmi, tapi ini sangat penting”, kataku sambil mengambil tongkat bola sodoknya.
            “eeehh..kau ini dasar kurang ajar, cepat kembalikan tongkat itu, kalau tidak..?” kata cowok itu marah.
            “yaa..katakan saja, kalau tidak memang kenapa?” kataku ketus.
            “ahh..scurity,kenapa kau memperbolehkan gadis ini masuk, cepat usir dia” katanya.
            “jadi gitu ya..? ya sudah aku akan membawa kemeja ini kembali, lebih baik aku membakarnya daripada mengembalikannya padamu” kataku ketus sambil melangkah pergi.
            “hheey..sini kembalikan kemejaku, kau tau kan berapa harga kemeja ini? Sini cepat kembalikan” katanya kasar sambil menyahut kasar kemejanya dari tanganku.
            “dasar si Wewe, aku sudah mengembalikan kemejamu tapi kau tidak bilang terima kasih” kataku sambil menendang kakinya yang panjang.
            “sudah cepat sana pulang, tugasmu sudah selesai, aku bosan melihat wajahmu yang bertempramen buruk itu” katanya sambil melangkah pergi.
            “baik aku akan pulang, dan kuharap kita tidak aka pernah bertemu lagi seumur hidup aku..titik”, kataku sambil melangkah pergi sambil memperlihatkan cincin yang ada di jari manisku. Hehe.. lumayan aku pakek cincin bagus, walaupun barang temuan.
            Aku langsung lari keluar dari rumah gede itu dan pulang ke rumahku istanaku alias rumah bude Ana.

***Bersambung dulu ya Bro***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar