ANTARA VE dan WE
(Cincin Wewe)
Pagi begitu cerah, matahari terbit
dari sebelah barat dan terbenam dari sebelah timur menurutku..., yaa ini serasa
udah kiamat bagiku. Kemarin adalah hari yang menyebalkan seumur hidupku, kenapa
juga aku harus bertemu dengannya.
Ti..ti..ti..tit....
ti..ti..ti..tit, hp aku berbunyi dan ternyata ada telpon dari nomor baru.
“sepertinya aku pernah kenal dengan nomor ini, tapi siapa?” ah biarkan saja,
mungkin itu fans berat aku. Cie..cie..diam – diam ternyata punya fans juga.
“ihhh..cepat
dong, angkat telponnya, dasar mak lampir,lemot amat sihhh” gumam William sambil
mencet – mencet telponnya sampai 10 kali.
Angkat
gak ya... , kemudian aku ngambil bunga mawar yang ada di meja belajarku. Sambil
memetiknya satu persatu aku mulai menghitung,
“angkat...enggak...angkat....enggak...angkat...enggak...angkat...Engggak.........??
ahh, kalau begitu angkat aja deh” kataku.
Tutt..kemudian
aku mengangkat hp aku..dan dari seberang sana terdengar suara cowok sedang
marah – marah.
“hehh..mak
lampir, kenapa sih elo ngangkat hpnya lama bangets” kata William.
“dasar
Wewe..udah bagus aku mau nerima telpon loe, kalo begitu gue matiin aja”
bentakku kepada William.
“eeee...eee..
bentar Pir, loe ini.. gue udah 10 kali telpon loe, enak aja sekarang loe mau
nutup telpon gitu aja, gue mau ngomong penting nih” kata William ketus.
“ya
udah cepet ngomong aja, gue lagi gak ada waktu nih..!!’’ balas gue ketus juga.
“Pir..elo
tau cincin yang ada di kemeja gue kan, disaku kemejaku maksudku” kata William.
“emmmh..kira
– kira cincin yang mana ya, gue gak tahu tuh” kataku manja pada william. Yah
manja dikit gak papalah, mumpung ada kesempatan.
“ahh..elo
ini masak gak tahu sih, cincinnya warna putih ada lambang hati, trus dalemnya
ada tulisan William dan Zifara” kata William.
“emm..
yang mana sih kayaknya gak ada, suwer deh” kataku sambil cengingisan.
Yah
padahal sih sebenernya aku simpan di laci meja belajar gue, lalu aku
mengambilnya, “jadi cincin ini yang dicari william, kelihatan bagus dan emas
murni sih, kalu dijual kira-kira laku berapa ya, sejuta, 2 juta, 5 juta,atau 10
juta, wahh mantap nie” kataku dalam hati.
Kemudian
dari seberang sana William teriak – teriak.
“Mak
lampir, pokoknya mau gak mau kita harus ketemuan, ini masalah penting buat gue,
jadi elo harus tanggung jawab titik” kata William dengan penuh tenaga, saking
penuhnya sampai ngos-ngosan kayak orang abis lari – lari.
“Mak
lampir, loe denger suara gue kan, mak... mak..loe denger suara gue kan?” kata
William loyo karena udah kehabisan tenaga n belum makan juga.
“hehh..iya
We, jadi kita ketemuan nih,, emm tapi akhir – akhir ini gue sibuk We, banyak
tugas yang harus dikerjain, kapan – kapan aja ya” kataku pada Wewe, buru – buru
aku matiin hp aku “titt”.
“yess,,
semangat – semangat William minta ketemuan, akhirnya.. waktu memihak pada orang
yang teraniaya, siapa suruh jadi orang kog jual mahal bangets, gue kerjain loe
ntar” kataku dengan penuh semangat.
Saking
semangatnya sambil loncat – loncat gue terjatuh dari kasur. Alamak. Mampus aku,
kepala gue benjolL
Yahh..semangka..
(semangat kakak) akhirnya bisa ketemuan lagi nih sama bang william J, manfaatin waktunya dengan
baik ya.
Kemudian
buru – buru aku mandi, ganti baju, sarapan lalu pergi ke kampus. Di tasku hpqu
terus bergetar, terlihat di layar tulisan Wewe Gombel Calling sampai 20
panggilan tak terjawab, lalu aku nonaktifkan saja hp aku(cari aman bro,
daripada kena marah sama bu dosen) Sambil mengikuti kelas Pengamen (pengantar
Manajemen) aku memikirkan sesuatu tentang wewe.
Lagi berpikir n ngetuk – ngetuk kepala benjol
pakek bolpoin : (kira – kira ntar gue ngomong apa ya ke William) tebak ya, gue
ngomong apa ke william, bagi yang benar aku kasih hadiah deh, 1 unit mobil
toyota avanza, gratis bensin 1 liter juga lowhJ
A.“we, sorry sebenernya cincin loe udah
ketemu, tapi pas aku lagi nyuci kemeja loe, hanyut di sungai, jadi dibawa sama
yuyu kangkang”
B. “William unyu – unyu anak
baik, maaf ya.. ini cincin yang loe cari, tapi sebagai gantinya, karena aku
udah nemuin, kamu mau kan jadi mas pacar aku”...lebayJ.com.
C.”We, sorry bangets, gue bener –
bener gak tahu cincin loe, jadi relain aja deh, kalo cincin loe ilang entah
kemana”
DENG..DEEEENG...??
kira – kira diantara 3 pilihan di atas mana ya, yang enak dipakai A, B atau C
sih..
Kemudian
dari meja dosen, spidol warna hitam terbang tinggi di udara dan mendarat tepat
di meja aku.
“Vandina,
gadis pintar, baik hati, dan tidak sombong, kamu sedang mikirin apa nak ? kog
serius banget, saking seriusnya sampai gak tau ibuk ngomong apa? Kamu ibu hukum
bersihin toilet di lantai 2,,,SAMPAI BERSIH sekarang juga” kata bu Susan marah
– marah kepadaku dengan logat solonya yang halus dan terlalu lebay.
Mampus
aku. “iii...iii..iya buk, saya berangkat sekarang juga” kataku kecut, sambil
berjalan ala model menuju ke toilet. Yahh awas loe, William !! gara – gara
mikirin loe gue harus kena hukum bersihin toilet L (semangka.. ini bagian dari
mendapatkan cinta mas Wewe lowh ^_^).
Lalu
aku ngambil sikat toilet yang ada di pojok dan membersihkan semua toilet bau
itu. Ketika aku lagi nyikat WC, tiba – tiba hp aku bernyayi menyanyikan lagu
korea dengan keras, ttuut..ttut.. di layar tertulis nama Wewe Gombel Calling.
Lalu aku mengangkatnya
“Heeh
dasar...!! Wewe Gombel..!, awas ya gara – gara kamu nerorin gue, aku kena hukum
bersihin toilet, lihat aja gue pasti akan balas dendam” kataku nyerocos panjang
kayak gerbong sepur kepada William.
Kemudian
dari seberang sana terdengar suara William “Lampir entar sore jam 4 gue tunggu
di kafe Tompel deket perempatan jalan Monas, awas aja kalo loe gak dateng,
seumur hidup loe, gue sumpahin gak akan bakal tenang titik” dan kemudian Ttitt
hpnya pingsan karena kehabisan tenaga.
“hha..halo..We
gue belum ngomong nih, nanti gue bisa pa enggakketemuan sama loe,eh hp loe
langsung pingsan aja” kataku kesal.
Dengan
semangat dan sekuat tenaga aku nyelesain hukumanku
membersihkan toilet bau. Sambil mengelap keringat “fiuhh,,akhirnya selesai juga
hukuman gue” kataku senang.
Kemudian
terdengar suara kaki sedang berjalan dan ternyata itu bu Susan “Dina, kamu udah
selesaikan bersihin toiletnya?” kata bu Susan.
“iya..bu
dosen, lihat...Clingg, semuanya sudah bersih dan wangi kanJ” kataku bangga, sambil
memperlihatkan semua toilet yang udah mengkilap.
“baik,
sekarang kamu pergi ke gedung G, pak Sugeng sudah menunggu kamu disana” kata bu
Susan datar.
“yahh..bu
Susan, ada apa lagi ya, saya kan sudah menyelesaikan hukuman dari ibu, lagipula
setelah ini sudah tidak ada jam kuliah lagi, please bu.. saya sudah ada janji
dengan seseorang hari ini” kataku panjang kali lebar kepada bu Susan.
“yahh..mana
saya tahu, itu pesan dari pak Sugeng kepada saya, sudah sana kamu cepat temui
beliau” kata bu Susan.
“iya
buk” kataku singkat.
Kemudian
aku langsung pergi ke gedung G untuk menemui pak Geng.
Pintu
di ketuk. Tok..tok..”masuk”, kata pak Sugeng singkat.
“Bapak
mencari saya?” kataku pada pak sugeng.
“iya,
untung kamu cepat datang kesini, jadi tuan Sandi tidak menunggu terlalu lama,
Tuan Sandi kemarilah, mari kenalkan ini Vandina mahasisiwi yang saya katakan
kemarin, Vandina ini kenalkan tuan Sandi” kata pak Geng.
“Ahh
pak Geng, jangan panggil saya Tuan Sandi, panggil saja saya Sandi” kata Sandi.
Kemudian
kami berdua berjabat tangan “ Sandi” kata tuan Sandi.
“Vandina”
kataku memperkenalkan diri. Kemudian kami langsung duduk di sofa .
Kami
berbincang – bincang cukup panjang kali lebar, aku juga ingin tahu ada apakah
gerangan pak Geng memanggil aku dan memperkenalkan aku kepada Sandi.
Oke
gue kenalin dulu ya tentang Sandi. Yah Sandi itu dalam cerita ini bisa dibilang
orang ketiga antara aku dan William dan orang keempatnya adalah Zifara pacar
William. Sandi anak tunggal dari keluarga kaya dan merupakan pewaris Sandria
Group salah satu perusahaan terkenal di Jakarta gitu deh.
Dia
pacaran hanya sekali yaitu ketika kuliah, itu saja hanya bertahan selama 6
bulan, gara – garanya sih, si cewek selingkuh sama cowok lain. Lagian Sandi
juga hanya di bohongi sama ceweknya. Yah biasalah bukan cinta murni –
semurninya, tapi campuran alias oplosan.. cowok kaya pasti di deketin Cuma
karena uangnya gitu. Oke sekilas aja informasi buat si Sandi.. kembali ke cerita.
“baiklah,nak Sandi ini Vandina, mahasiswi yang memperoleh
beasiswa itu, dan Vandina nak Sandi ini akan memberimu komisi uang kuliah serta
kamu juga bisa bekerja di perusahaannya ketika tidak ada jam kuliah di kampus”
kata pak Geng pada kami berdua.
“hahh..
J benarkah itu pak, wah saya
akan sangat senang sekali, dengan senang hati tentu saja saya akan
menerimanya”kataku.
“jadi
benar kamu mau?, saya akan sangat senang sekali, kebetulan perusahaan kami
bekerjasama dengan kampus ini untuk membina mahasisiwa berprestasi menjadi
seorang pengusaha” kata Sandi sambil tersenyum kepadaku.
Bla...bla...bla..
kami mengobrol banyak sekali. Pokoknya ini akan sangat menyenangkan deh, jadi
kalian harus baca cerita ini sampai habis ya.
Tak
terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah 5 sore. Lalu dengan sangat
hormat, aku minta ijin kepada pak Geng dan Sandi untuk pulang dengan alasan
bude Ana masuk RS (bohong besar).
“baiklah
pak Sugeng, Pak Sandi saya pamit pulang dulu, saya dapat sms dari sepupu saya
kalo bude Ana masuk RS, penyakit darah tingginya kumat lagi” kataku pada kedua
lelaki itu. Heheh..
“oh,
iya silakan saja, kamu pulang duluan, sepertinya saya sudah mengasingkan kamu
disini selama 2 jam, dan satu lagi jangan panggil saya tuan Sandi, gak enaklah
saya kan masih muda, usia saya masih 23 th dan semoga bude kamu cepat sembuh
juga” kata Sandi panjang kali lebar bangets kayak terowongan.
“baik
terima kasih, atas kebaikan anda saya ucapkan terima kasih” kataku sopan.
“ya,
kamu hati – hati di jalan, jangan melirik kesana kemari, lihat jalan saja
kedepan lurus” kata pak Geng.
“baik
pak, saya pulang dulu, selamat sore” kataku, lalu aku membuka pintu dan pergi.
***
Aku
lari secepat – cepatnya dan sekuat tenagaku. Aku takut kalo William marah –
marah lagi kepadaku karena keterlambatanku. Sesampai di depan kafe Tompel, aku
langsung saja masuk, dan benar William sudah menunggu di sofa pojok dekat
jendela.
“Lampir,
apa kau tidak dengar yang aku katakan tadikah? Aku bilang kita ketemu disini
jam 4 sore dan kau terlambat 1 jam, kau tahu kan kalo aku ini orang sibuk
hahh?” kata William marah kepadaku
Busyet
nih orang kayaknya beneran marah nih ke aku. Langsung aja aku semprot dia balik
“owwhh..jadi kamu doang yang orang sibuk di dunia ini, gara – gara loe gue
harus ninggalin meeting penting dengan pengusaha ganteng, gara – gara loe juga
aku kena hukum bu Susan bersishin toilet, ya sudah kalo begitu gue pulang aja
titik.
“hehh..enak
aja mau pulang, loe gak hargai diriku bangets sih, cepat duduk! Bentak Wewe
kepadaku.
Yah
saking bersalahnya gue, karena gak tepat waktu mau aja aku disuruh duduk sama
William.
“jadi,
sekarang cepat kembalikan cincin aku yang ada di saku kemejaku itu” kata
William nyerocos.
“yahh...maaf
ya We, gue gak tahu soal cincin itu, lagian kenapa sih loe pakek nyimpan cincin
di saku kemeja segala, konyol tahu gak sih, harusnya kan cincin disimpan di
jari manis bukannya disaku meja!” kataku kepada William.
“jadi
bener loe gak tahu sama sekali soal cincin itu?” tanya William kepadaku.
“Suer
We, gue gak tahu soal cincin itu, kalo gue tahu pasti akan aku kembalikan dan
kenapa sih gue harus bohong ke loe” kataku memelas.
“aduwh,,gimana
nie, cincin itu sangat berharga buat gue, besok adalah hari jadi aku sama cewek
aku yang ke 3 th, dia akan pulang dari Australi, jadi bener ? sumpah pocong
kalo loe gak tahu sama sekali tentang cincin itu? Kata Wewe.
Untuk
pertama kalinya sejak aku bertemu dengan William, kami berdua ngomong dengan
serius. Terlihat wajah William sangat kecewa saat dia tahu cincin itu benar –
benar hilang J
(yee..enak aja, gue mau ngembaliin cincin itu, ini
sebagai hukuman buat kamu We, karena sejak bertemu dengan kamu aku menjadi
gadis yang begitu eror karena terus mikirin loe tanpa henti).
“okelah
kalo begitu, ayo kita pulang aja, percuma saja kita bertemu, toh kamu memang
gak tahu soal cincin itu Pir” kata Willian dengan penuh putus asa.
***oke..ceritanya bersambung
dulu ya Gan***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar