Kamis, 19 September 2013


ANTARA VE dan WE
(Masa – Masa Mengenaskan)
                Ahhhh sungguh capek sekali perjalanan ini. Sesampainya tiba di rumah bude Ana aku langsung masuk ke kamarku. Setelah mandi aku langsung tertidur pulas di kamar.
            “Tolong-tolong... kereta api ini mau tenggelam ke sungai, lontong eh salah tolong...aku tidak bisa berenang” teriakku sangat keras.
Lalu tiba-tiba cowok tampan itu datang menolongku, dia menggendongku lalu membawaku ke pingggir sungai dan memberiku nafas buatan..^_^(hemm, kesempatan dalam kesempitan nih yee). Kringg...kringg..kringg.., jam wekerku menunjukkan angka 6.00 pagi pas, gak kurang n gak lebih.
            “genteng ehh salah maksudku ganteeeng..pliss jangan pergi” teriakku keras sambil berlari padanya. Dia berjalan sangat cepat sekali, sampai aku harus berlari untuk mengejarnya.
Aku tidak melihat jalan yang sedang licin itu dan akhirnya, upss aku terjatuh ke sawah. Buru – buru aku bangun, eh ternyata yang terjadi malah aku terjatuh dari tempat tidurku dan yang konyol adalah itu semua cuma mimpi. Hehehe..
            “Ahh..ini sungguh menyebalkan kenapa semua itu Cuma mimpi sih”, batinku dalam hati. Aku lalu bangun dan langsung mandi. Setelah selesai sarapan aku pamit ke bude Ana, lalu pergi ke kampus bersama Diana anak sulung bude Ana.
            Hari ini pertama kali aku masuk ke kampus megah ini, dan yang paling asik sekarang adalah masa ospek. Aku mondar-mandir kesana kemari dan kemari kesana kesini sampai berkali kali mencari kelompokku. Aduh orang sebanyak ini gimana gue bisa nemuin kelompok gue.
Dan naahh... akhirnya ketemu juga kelompok gue, Suku Banda kelompok 59. Yahh namanya saja kampus multikultural pasti banyak banget budayanya, NTT, Flores, Kalimantan, papua de el el deh, gue gak bisa nyebutin semuanya soalnya akan makan banyak nasi, buat nyediain  tenaganya coz banyaknya kayak gerbong kereta api yang panjang kali lebar banget.
            “haay..mbak siapa nama kamu” sapaku pada temanku yang ada disampingku. “iya, aku Sarah dari kalimantan” jawabnya kalem.
“ohh..iya aku Vandina dari  Bandung”. Bla..bla..bla.. aku banyak ngobrol dengan teman-teman baruku yang ada di kampus. Ospek di kampus dilakukan selama seminggu meskipun sangat capek sekali tapi ini sangat menyenangkan sekali.
 Aku semakin akrab dengan teman – temanku. Kami banyak mengobrol soal budaya kami juga tempat tinggal kami. Dan akhirnya ospek selesai juga, the end..bye bye ospek mudah-mudahan gue lulus, amin!
            Hari pertama kuliah sangat menyenangkan, ketemu orang baru juga nomor hp baru lagi..asik akhirnya gue banyak kenalan. Duwh..tapi nggak menyenangkan kenapa juga sejak bertemu dengan cowok itu otak gue mulai eror. Seperti komputer yang terinfeksi virus, tapi untung saja bukan virus mematikan seperti flu babi atau HIV AIDS, ini seperti virus cinta pertama pada pandangan pertama hehe..J
            Hari ini kuliahku selesai jam 15.00 wib, dan itu artinya selesai satu hal baru tapi memulai hal baru lagi. Yaa..this is time for nyuci baju.
“Bibi aku mau nyuci baju dulu yaa, nanti kalau ada Diana sudah pulang, tolong kasih tahu, aku nitip ngprint tugas” kataku pada bibi Ana.
“yaaa..beres, bibi akan sampaikan pada Diana”, balas bude Ana. Aku ngambil radio yang ada di ruang tv, lalu memutar lagu korea kesukaanku.” Heemmm...masak-masak sendiri, nyuci-nyuci sendiri pakek sabun yang wangi, biar baunya wangi” nyanyiku dengan merdunya.. J
Lalu tiba-tiba aku menghentikan nyuci bajunya, aku berpikir sebentar, “stop..kayak ada sesuatu yang ketinggalan deh, tapi apa yaa..aku lupa” kataku.
 Lalu buru-buru aku lari ke kamar, ups aku lupa kalo aku masih nyimpan kemeja cowok itu di kolong tempat tidurku, aku langsung mengambilnya dan tralaaa..kalian tahu kan bagaimana baunya? Ini sangat buruk sekali, sampai – sampai aku mau muntah lagi kayak waktu di kereta.
Aku membawanya ke belakang lalu langsung saja merendamnya di kaleng dan memberinya sabun sebanyak mungkin. 
Pas aku lagi menguceknya, ya sepertinya ada sesuatu benda di saku kemejanya. Aku merogohnya dan mengambilnya, dweengg ^_^..astaga ini penemuan yang sangat bersejarah dalam hidupku, akhirnya aku bisa menjadi salah satu seorang penemu seperti isac newton penemu hukum newton..hehehe .
Aku menemukan sebuah cincin dan kartu nama dengan nama Wiliam Revio Nugraha, yaa kira- kira seperti ini tampilan kartu namanya...
Rounded Rectangle: PT. ELANG PERKASA
JL. Kalibata 58 Jakarta

Wiliam Revio Nugraha, SE
Direktur Utama

Hp : 085755795xxx
Alamat : Perum pondok indah no 45B Jakarta
           
           
           

            Hahaha..ini namanya ketiban rejeki, akhirnya aku tahu juga siapa nama cowok yang ada di kereta itu, juga ada alasan mengapa aku harus bertemu dengannya.
Cepat – cepat aku menyelesaikan tugas mingguanku itu. Lalu aku pergi ke counter terdekat untuk isi ulang pulsa aku yang tinggal 0 rupiah itu.
***
            Tiba-tiba hp BB berwarna putih yang ada di saku celananya berdering pas lagi ada meeting penting. “Tulilut..tulilut..ada telepon..ada telepon”, bunyi nada dering hp BB.
“maaf tunggu sebentar saya mau angkat telepon”, katanya kepada para karyawannya. Lalu dia keluar ruangan sebentar dan langsung mengangkat telepon dari nomor baru itu, yang sebenarnya adalah miliku Hehe... .
            “halo, selamat siang, dengan Wiliam disini, ada yang bisa saya bantu” katanya lembut.
“ha-ha-lo ss-sa-sa- ya, Dina, iya memang ada yang harus dibantu, malah sangat butuh bantuan bangets, keadaan lagi gawat darurat” kataku sambil terbata-bata.
“iya, ini siapa, katakan tentang diri anda dengan jelas, saya sedang tidak ada waktu sekarang” katanya cos pleng.
“sudah dibilang saya Dina, ohh ya,,ehmm saya cewek yang ada di kereta waktu itu, dan huwekk saya yang muntah di kemeja anda”, kataku cos pleng juga.
            “Dina siapa ya, saya nggak ingat tuh, terlalu banyak memori di otak saya tentang nama cewek dengan nama Dina dan maaf saya lagi adameeting penting sekarang”,  katanya kasar. (Duwh mas Bro, kalau Playboy jangan dilihatin gitu dong, malu tauk).
            “saya Vandina cewek yang ada di kereta duduk di depan kamu”, kataku kasar juga dan tuuutt...tttuuttt yah hp gue mati. Uhh dasar cowok ini tetap saja sifatnya kasar dan pemarah terhadap orang yang nggak dikenal.
            (Dasar bodoh emang bener kalo dia marah, dia lagi ada meeting penting dan loe sedang telpon ngomong seenaknya diri loe...:O)
            Yahh..pantesan hp aku mati, pulsanya kembali ke saldo awal Rp 0 bulat. Ahaa..tapi masih ada satu alasan lagi biar bisa ketemu sama dia, aku akan ke rumahnya sajalah.
***
            Keesokan harinya aku minta diantar Diana untuk nganterin aku ke rumah Wiliam. Setelah naik turun angkot beberapa kali akhirnya aku sampai juga di depan rumah Wiliam.
            “buusyyett..Din, bener? Ini rumah temen kamu itu yang namanya Wiliam?”, tanya Diana.
            “ehmm..yang ditulis di kartu nama ini memang alamatnya kog?” kataku enteng.
            “yah..ini sih istana Din, bukan rumah biasa, tepatnya istana pangeran kaya, kayak di dongeng cinderella”, kata Diana sambil terkagum -  kagum n matanya merem melek gitu. Kemudian aku langsung saja pencet bel yang ada di dinding.
            Ting..tung..ting..tung aku memencetnya sampai beberapa kali sampai satpam yang ada di pos jaga keluar. Gredeeek..pintu gerbang terbuka dan satpam itu berkata ‘’mau cari siapa ya neng?”.
            “Saya mau bertemu dengan mas Wiliam, ini bener kan rumahnya?” jawabku.
             “iya, benar ini memang kediaman tuan Wiliam, ada perlu apa?” jawab satpam.
            “dia ada kan? Katakan saja saya Vandina, mau bertemu dengannya untuk mengembalikan kemejanya”, kataku tegas.
            “owhh..jadi kamu tukang laundry baru itu ya, sini berikan saya saja kemejanya, saya sendiri yang akan memberikannya ke tuan Wiliam”, kata satpam matados.(matados=muka tanpa dosa)
            Ehh..enak saja, gue sendiri jauh-jauh, muter-muter, nyasar-nyasar sampai kehabisan duit kesini cuma mau ketemu dengan mas Wiliam langsung, ehh..pak satpam enak saja bilang kalau saya tukang laundry emang gue Laundry Jandi apa, batinku. 
            “aahh..gak mau pak, saya sendiri saja yang mengembalikannya kepada mas Wiliam, takut gak enak” kataku ketus pada pak satpam.
            “ Baiklah, ayo ku antarke tuan muda William,” ajaknya ketus. Tapi aku gak peduli asal bisa ketemu sama mas William.hihihi...
                Aku gak tahu aku di ajak kemana sama pak satpam ketus itu. Yang pasti setelah masuk ke rumah yang ekstra large itu begitu terlihat  amazing. Rumahnya sangat sepi, hanya ada beberapa pembantu yang sedang bersih-bersih halaman. Kemudian aku diajak ke ruangan yang besar di rumah itu.
            Tok..toook..pak satpam mengetuk pintu.
            “masuk..!” kata seorang cowok dengan kasar.
            “ini tuan ada tamu yang cari tuan, katanya mau mengembalikan kemeja tuan” kata pak satapam kepada si cowok.
            “taruh saja dimeja, lalu suruh dia pulang” kata cowok dengan nada tinggi.
            Kemudian aku nyruduk saja menghampirinya yang lagi bermain bola sodok sambil berceloteh, “heyy..dasar kau ini seharusnya kau memperlakukan aku dengan baik, aku ini tamumu”.
            “aku tidak ada janji dengan tamu siapaun hari ini, siapa juga yang mengundangmu kemari”, kata cowok itu cuek.
            “ihh..dasar kau ini, aku kesini memang tidak dengan undangan resmi, tapi ini sangat penting”, kataku sambil mengambil tongkat bola sodoknya.
            “eeehh..kau ini dasar kurang ajar, cepat kembalikan tongkat itu, kalau tidak..?” kata cowok itu marah.
            “yaa..katakan saja, kalau tidak memang kenapa?” kataku ketus.
            “ahh..scurity,kenapa kau memperbolehkan gadis ini masuk, cepat usir dia” katanya.
            “jadi gitu ya..? ya sudah aku akan membawa kemeja ini kembali, lebih baik aku membakarnya daripada mengembalikannya padamu” kataku ketus sambil melangkah pergi.
            “hheey..sini kembalikan kemejaku, kau tau kan berapa harga kemeja ini? Sini cepat kembalikan” katanya kasar sambil menyahut kasar kemejanya dari tanganku.
            “dasar si Wewe, aku sudah mengembalikan kemejamu tapi kau tidak bilang terima kasih” kataku sambil menendang kakinya yang panjang.
            “sudah cepat sana pulang, tugasmu sudah selesai, aku bosan melihat wajahmu yang bertempramen buruk itu” katanya sambil melangkah pergi.
            “baik aku akan pulang, dan kuharap kita tidak aka pernah bertemu lagi seumur hidup aku..titik”, kataku sambil melangkah pergi sambil memperlihatkan cincin yang ada di jari manisku. Hehe.. lumayan aku pakek cincin bagus, walaupun barang temuan.
            Aku langsung lari keluar dari rumah gede itu dan pulang ke rumahku istanaku alias rumah bude Ana.

***Bersambung dulu ya Bro***

ANTARA VE dan WE
(Cincin Wewe)
            Pagi begitu cerah, matahari terbit dari sebelah barat dan terbenam dari sebelah timur menurutku..., yaa ini serasa udah kiamat bagiku. Kemarin adalah hari yang menyebalkan seumur hidupku, kenapa juga aku harus bertemu dengannya.
            Ti..ti..ti..tit.... ti..ti..ti..tit, hp aku berbunyi dan ternyata ada telpon dari nomor baru. “sepertinya aku pernah kenal dengan nomor ini, tapi siapa?” ah biarkan saja, mungkin itu fans berat aku. Cie..cie..diam – diam ternyata punya fans juga.
            “ihhh..cepat dong, angkat telponnya, dasar mak lampir,lemot amat sihhh” gumam William sambil mencet – mencet telponnya sampai 10 kali.
            Angkat gak ya... , kemudian aku ngambil bunga mawar yang ada di meja belajarku. Sambil memetiknya satu persatu aku mulai menghitung, “angkat...enggak...angkat....enggak...angkat...enggak...angkat...Engggak.........?? ahh, kalau begitu angkat aja deh” kataku.
            Tutt..kemudian aku mengangkat hp aku..dan dari seberang sana terdengar suara cowok sedang marah – marah.
            “hehh..mak lampir, kenapa sih elo ngangkat hpnya lama bangets” kata William.
            “dasar Wewe..udah bagus aku mau nerima telpon loe, kalo begitu gue matiin aja” bentakku kepada William.
            “eeee...eee.. bentar Pir, loe ini.. gue udah 10 kali telpon loe, enak aja sekarang loe mau nutup telpon gitu aja, gue mau ngomong penting nih” kata William ketus.
            “ya udah cepet ngomong aja, gue lagi gak ada waktu nih..!!’’ balas gue ketus juga.
            “Pir..elo tau cincin yang ada di kemeja gue kan, disaku kemejaku maksudku” kata William.
            “emmmh..kira – kira cincin yang mana ya, gue gak tahu tuh” kataku manja pada william. Yah manja dikit gak papalah, mumpung ada kesempatan.
            “ahh..elo ini masak gak tahu sih, cincinnya warna putih ada lambang hati, trus dalemnya ada tulisan  William dan Zifara” kata William.
            “emm.. yang mana sih kayaknya gak ada, suwer deh” kataku sambil cengingisan.
            Yah padahal sih sebenernya aku simpan di laci meja belajar gue, lalu aku mengambilnya, “jadi cincin ini yang dicari william, kelihatan bagus dan emas murni sih, kalu dijual kira-kira laku berapa ya, sejuta, 2 juta, 5 juta,atau 10 juta, wahh mantap nie” kataku dalam hati.
            Kemudian dari seberang sana William teriak – teriak.
            “Mak lampir, pokoknya mau gak mau kita harus ketemuan, ini masalah penting buat gue, jadi elo harus tanggung jawab titik” kata William dengan penuh tenaga, saking penuhnya sampai ngos-ngosan kayak orang abis lari – lari.
            “Mak lampir, loe denger suara gue kan, mak... mak..loe denger suara gue kan?” kata William loyo karena udah kehabisan tenaga n belum makan juga.
            “hehh..iya We, jadi kita ketemuan nih,, emm tapi akhir – akhir ini gue sibuk We, banyak tugas yang harus dikerjain, kapan – kapan aja ya” kataku pada Wewe, buru – buru aku matiin hp aku “titt”.
            “yess,, semangat – semangat William minta ketemuan, akhirnya.. waktu memihak pada orang yang teraniaya, siapa suruh jadi orang kog jual mahal bangets, gue kerjain loe ntar” kataku dengan penuh semangat.
            Saking semangatnya sambil loncat – loncat gue terjatuh dari kasur. Alamak. Mampus aku, kepala gue benjolL
            Yahh..semangka.. (semangat kakak) akhirnya bisa ketemuan lagi nih sama bang william J, manfaatin waktunya dengan baik ya.
            Kemudian buru – buru aku mandi, ganti baju, sarapan lalu pergi ke kampus. Di tasku hpqu terus bergetar, terlihat di layar tulisan Wewe Gombel Calling sampai 20 panggilan tak terjawab, lalu aku nonaktifkan saja hp aku(cari aman bro, daripada kena marah sama bu dosen) Sambil mengikuti kelas Pengamen (pengantar Manajemen) aku memikirkan sesuatu tentang wewe.
             Lagi berpikir n ngetuk – ngetuk kepala benjol pakek bolpoin : (kira – kira ntar gue ngomong apa ya ke William) tebak ya, gue ngomong apa ke william, bagi yang benar aku kasih hadiah deh, 1 unit mobil toyota avanza, gratis bensin 1 liter juga lowhJ
               A.“we, sorry sebenernya cincin loe udah ketemu, tapi pas aku lagi nyuci kemeja loe, hanyut di sungai, jadi dibawa sama yuyu kangkang”
               B. “William unyu – unyu anak baik, maaf ya.. ini cincin yang loe cari, tapi sebagai gantinya, karena aku udah nemuin, kamu mau kan jadi mas pacar aku”...lebayJ.com.
             C.”We, sorry bangets, gue bener – bener gak tahu cincin loe, jadi relain aja deh, kalo cincin loe ilang entah kemana”
            DENG..DEEEENG...?? kira – kira diantara 3 pilihan di atas mana ya, yang enak dipakai A, B atau C sih..
            Kemudian dari meja dosen, spidol warna hitam terbang tinggi di udara dan mendarat tepat di meja aku.
            “Vandina, gadis pintar, baik hati, dan tidak sombong, kamu sedang mikirin apa nak ? kog serius banget, saking seriusnya sampai gak tau ibuk ngomong apa? Kamu ibu hukum bersihin toilet di lantai 2,,,SAMPAI BERSIH sekarang juga” kata bu Susan marah – marah kepadaku dengan logat solonya yang halus dan terlalu lebay.
            Mampus aku. “iii...iii..iya buk, saya berangkat sekarang juga” kataku kecut, sambil berjalan ala model menuju ke toilet. Yahh awas loe, William !! gara – gara mikirin loe gue harus kena hukum bersihin toilet L (semangka.. ini bagian dari mendapatkan cinta mas Wewe lowh ^_^).
            Lalu aku ngambil sikat toilet yang ada di pojok dan membersihkan semua toilet bau itu. Ketika aku lagi nyikat WC, tiba – tiba hp aku bernyayi menyanyikan lagu korea dengan keras, ttuut..ttut.. di layar tertulis nama Wewe Gombel Calling. Lalu aku mengangkatnya
            “Heeh dasar...!! Wewe Gombel..!, awas ya gara – gara kamu nerorin gue, aku kena hukum bersihin toilet, lihat aja gue pasti akan balas dendam” kataku nyerocos panjang kayak gerbong sepur kepada William.
            Kemudian dari seberang sana terdengar suara William “Lampir entar sore jam 4 gue tunggu di kafe Tompel deket perempatan jalan Monas, awas aja kalo loe gak dateng, seumur hidup loe, gue sumpahin gak akan bakal tenang titik” dan kemudian Ttitt hpnya pingsan karena kehabisan tenaga.
            “hha..halo..We gue belum ngomong nih, nanti gue bisa pa enggakketemuan sama loe,eh hp loe langsung pingsan aja” kataku kesal.
            Dengan semangat dan sekuat tenaga aku nyelesain hukumanku membersihkan toilet bau. Sambil mengelap keringat “fiuhh,,akhirnya selesai juga hukuman gue” kataku senang.
            Kemudian terdengar suara kaki sedang berjalan dan ternyata itu bu Susan “Dina, kamu udah selesaikan bersihin toiletnya?” kata bu Susan.
            “iya..bu dosen, lihat...Clingg, semuanya sudah bersih dan wangi kanJ” kataku bangga, sambil memperlihatkan semua toilet yang udah mengkilap.
            “baik, sekarang kamu pergi ke gedung G, pak Sugeng sudah menunggu kamu disana” kata bu Susan datar.
            “yahh..bu Susan, ada apa lagi ya, saya kan sudah menyelesaikan hukuman dari ibu, lagipula setelah ini sudah tidak ada jam kuliah lagi, please bu.. saya sudah ada janji dengan seseorang hari ini” kataku panjang kali lebar kepada bu Susan.
            “yahh..mana saya tahu, itu pesan dari pak Sugeng kepada saya, sudah sana kamu cepat temui beliau” kata bu Susan.
            “iya buk” kataku singkat.
            Kemudian aku langsung pergi ke gedung G untuk menemui pak Geng.
            Pintu di ketuk. Tok..tok..”masuk”, kata pak Sugeng singkat.
            “Bapak mencari saya?” kataku pada pak sugeng.
            “iya, untung kamu cepat datang kesini, jadi tuan Sandi tidak menunggu terlalu lama, Tuan Sandi kemarilah, mari kenalkan ini Vandina mahasisiwi yang saya katakan kemarin, Vandina ini kenalkan tuan Sandi” kata pak Geng.
            “Ahh pak Geng, jangan panggil saya Tuan Sandi, panggil saja saya Sandi” kata Sandi.
            Kemudian kami berdua berjabat tangan “ Sandi” kata tuan Sandi.
            “Vandina” kataku memperkenalkan diri. Kemudian kami langsung duduk di sofa .
            Kami berbincang – bincang cukup panjang kali lebar, aku juga ingin tahu ada apakah gerangan pak Geng memanggil aku dan memperkenalkan aku kepada Sandi.
            Oke gue kenalin dulu ya tentang Sandi. Yah Sandi itu dalam cerita ini bisa dibilang orang ketiga antara aku dan William dan orang keempatnya adalah Zifara pacar William. Sandi anak tunggal dari keluarga kaya dan merupakan pewaris Sandria Group salah satu perusahaan terkenal di Jakarta gitu deh.
            Dia pacaran hanya sekali yaitu ketika kuliah, itu saja hanya bertahan selama 6 bulan, gara – garanya sih, si cewek selingkuh sama cowok lain. Lagian Sandi juga hanya di bohongi sama ceweknya. Yah biasalah bukan cinta murni – semurninya, tapi campuran alias oplosan.. cowok kaya pasti di deketin Cuma karena uangnya gitu. Oke sekilas aja informasi buat si Sandi.. kembali ke cerita.
            “baiklah,nak  Sandi ini Vandina, mahasiswi yang memperoleh beasiswa itu, dan Vandina nak Sandi ini akan memberimu komisi uang kuliah serta kamu juga bisa bekerja di perusahaannya ketika tidak ada jam kuliah di kampus” kata pak Geng pada kami berdua.
            “hahh.. J benarkah itu pak, wah saya akan sangat senang sekali, dengan senang hati tentu saja saya akan menerimanya”kataku.
            “jadi benar kamu mau?, saya akan sangat senang sekali, kebetulan perusahaan kami bekerjasama dengan kampus ini untuk membina mahasisiwa berprestasi menjadi seorang pengusaha” kata Sandi sambil tersenyum kepadaku.
            Bla...bla...bla.. kami mengobrol banyak sekali. Pokoknya ini akan sangat menyenangkan deh, jadi kalian harus baca cerita ini sampai habis ya.
            Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah 5 sore. Lalu dengan sangat hormat, aku minta ijin kepada pak Geng dan Sandi untuk pulang dengan alasan bude Ana masuk RS (bohong besar).
            “baiklah pak Sugeng, Pak Sandi saya pamit pulang dulu, saya dapat sms dari sepupu saya kalo bude Ana masuk RS, penyakit darah tingginya kumat lagi” kataku pada kedua lelaki itu. Heheh..
            “oh, iya silakan saja, kamu pulang duluan, sepertinya saya sudah mengasingkan kamu disini selama 2 jam, dan satu lagi jangan panggil saya tuan Sandi, gak enaklah saya kan masih muda, usia saya masih 23 th dan semoga bude kamu cepat sembuh juga” kata Sandi panjang kali lebar bangets kayak terowongan.
            “baik terima kasih, atas kebaikan anda saya ucapkan terima kasih” kataku sopan.
            “ya, kamu hati – hati di jalan, jangan melirik kesana kemari, lihat jalan saja kedepan lurus” kata pak Geng.
            “baik pak, saya pulang dulu, selamat sore” kataku, lalu aku membuka pintu dan pergi.
***
            Aku lari secepat – cepatnya dan sekuat tenagaku. Aku takut kalo William marah – marah lagi kepadaku karena keterlambatanku. Sesampai di depan kafe Tompel, aku langsung saja masuk, dan benar William sudah menunggu di sofa pojok dekat jendela.
            “Lampir, apa kau tidak dengar yang aku katakan tadikah? Aku bilang kita ketemu disini jam 4 sore dan kau terlambat 1 jam, kau tahu kan kalo aku ini orang sibuk hahh?” kata William marah kepadaku
            Busyet nih orang kayaknya beneran marah nih ke aku. Langsung aja aku semprot dia balik “owwhh..jadi kamu doang yang orang sibuk di dunia ini, gara – gara loe gue harus ninggalin meeting penting dengan pengusaha ganteng, gara – gara loe juga aku kena hukum bu Susan bersishin toilet, ya sudah kalo begitu gue pulang aja titik.
            “hehh..enak aja mau pulang, loe gak hargai diriku bangets sih, cepat duduk! Bentak Wewe kepadaku.
            Yah saking bersalahnya gue, karena gak tepat waktu mau aja aku disuruh duduk sama William.
            “jadi, sekarang cepat kembalikan cincin aku yang ada di saku kemejaku itu” kata William nyerocos.
            “yahh...maaf ya We, gue gak tahu soal cincin itu, lagian kenapa sih loe pakek nyimpan cincin di saku kemeja segala, konyol tahu gak sih, harusnya kan cincin disimpan di jari manis bukannya disaku meja!” kataku kepada William.
            “jadi bener loe gak tahu sama sekali soal cincin itu?” tanya William kepadaku.
            “Suer We, gue gak tahu soal cincin itu, kalo gue tahu pasti akan aku kembalikan dan kenapa sih gue harus bohong ke loe” kataku memelas.
            “aduwh,,gimana nie, cincin itu sangat berharga buat gue, besok adalah hari jadi aku sama cewek aku yang ke 3 th, dia akan pulang dari Australi, jadi bener ? sumpah pocong kalo loe gak tahu sama sekali tentang cincin itu? Kata Wewe.
            Untuk pertama kalinya sejak aku bertemu dengan William, kami berdua ngomong dengan serius. Terlihat wajah William sangat kecewa saat dia tahu cincin itu benar – benar hilang J
(yee..enak aja, gue mau ngembaliin cincin itu, ini sebagai hukuman buat kamu We, karena sejak bertemu dengan kamu aku menjadi gadis yang begitu eror karena terus mikirin loe tanpa henti).
            “okelah kalo begitu, ayo kita pulang aja, percuma saja kita bertemu, toh kamu memang gak tahu soal cincin itu Pir” kata Willian dengan penuh putus asa.
***oke..ceritanya bersambung dulu ya Gan***
            

Selasa, 17 September 2013

Kamis, 29 Agustus 2013

semangat..

sebelum memperbaiki orang lain,, ayo menjadi baik untuk diri sendiri...semangat